Ia dan Kenangan

on Kamis, 05 September 2013



Tenggelam ia dalam samudra kenangnya, berlembar-lembar cerita romantisme masa silam dengan lahap diejanya, hatinya tak kunjung bisa menerima realita yang mendera tiap hari-harinya.
Terhanyut ia dalam aliran kenangan yang membawanya pada muara berdarah, berlembar-lembar tisu kenyataan tak mampu meredakan suasana berdarah yang mendera otak dan hatinya.
Terpisah ia dari kenyataan yang akan menuntun mimpi demi mimpi pada peraduannya, kaki dan matanya terlanjur hafal pada jalan menuju rumah kenangan di ujung harinya.
Sumenep, 2013

0 komentar:

Posting Komentar