Desember

on Minggu, 22 Desember 2013
Angin meniup seruling kerinduan pada malam basah, ada lantunan sholawat yang menarikku pada rumah tuhan. Beberapa lembaran doa menunggu untuk dibaca dalam subuh utuh ini, aku melamunkan masa kecilku ketika berenang dalam ayat-ayat pendek di lima waktu yang menyentuh kalbu.
Embun menyanyi, menggambari pagi dengan harapan-harapan baru yang dititipkan pada pundak pencari nafkah untuk keluarganya. Aku berlari diatas cerita yang belum terselesaikan, dan mencari pengharapan beserta doa-doaku.
Malang, 04 Desember 2010

Sepotong Es Krim

on Minggu, 24 November 2013
Awal sua kita diluberi sepotong es krim, dan dua manusia dingin menyatu dalam hangatnya perkenalan. Obrolan-obrolan kecil semakin mencair, kau mengaliri duniaku dengan cerita-cerita lucu, ada jutaan cerita yang tersimpan dalam memori hidupku. Kau mulai menyentuh lubang terdalam dari hatiku, beberapa perhatian menjadikan diriku utuh, setelah kisah terdahulu sempat mencuri bagian-bagian terpenting dalam hidup ini.
Nada-nada romantis mengiringi kebersamaan yang kita rajut dari intimnya pertemuan, angin syahdu mengibarkan bendera merdeka diantara lirih tawa yang memayungi kencan rahasia kita. Ada harap yang merayap dalam beberapa lintasan fikir, membangun posko demi posko untuk persinggahan lelah perjalanan kita. Dalam doaku, harapan tentang kebersamaan kita menuju abadinya kisah.
Doaku tersesat, bulir-bulir tanya tentangmu memenuhi otakku. Nganga lubang dalam hatiku semakin membesar, perhatianmu pergi pada orang lain yang memanggilmu dengan kata istri, bukan untukku yang setia dengan kenangan  tentang sepotong es krim.
Sepotong es krim dalam genggamanku, dan sepotong es krim lainnya dalam genggaman suamimu untuk janin yang bertapa dalam rahimmu.
Malang, Juli 2011

Perempuan Masa Depan

on Senin, 18 November 2013



Nyanyikanlah lagu-lagu hasil karyamu, tiupkan ruhnya pada jiwaku yang setengah sekarat dipasung rindu cinta pertama, hidupilah dengan larik-larik puitis penuh bara, agar tubuh ini kembali perkasa mengayunkan langkah ke pertigaan masa depan.
Nyanyikanlah lagu-lagu pembunuh kenangan, ayunkan belati kenyataan pada syaraf  hatiku, agar jalan demi jalan menuju masa silam hilang tertelan angin keadaan.
Setelah usai kau usir kenangan demi kenangan, duduklah dalam pangkuan, berilah harapan pada urat-urat usahaku mencari perempuan masa depan.
Sumenep, 2013