Awal sua kita diluberi sepotong es krim, dan dua manusia dingin
menyatu dalam hangatnya perkenalan. Obrolan-obrolan kecil semakin
mencair, kau mengaliri duniaku dengan cerita-cerita lucu, ada jutaan
cerita yang tersimpan dalam memori hidupku. Kau mulai menyentuh lubang
terdalam dari hatiku, beberapa perhatian menjadikan diriku utuh, setelah
kisah terdahulu sempat mencuri bagian-bagian terpenting dalam hidup
ini.
Nada-nada romantis mengiringi kebersamaan yang kita rajut
dari intimnya pertemuan, angin syahdu mengibarkan bendera merdeka
diantara lirih tawa yang memayungi kencan rahasia kita. Ada harap yang
merayap dalam beberapa lintasan fikir, membangun posko demi posko untuk
persinggahan lelah perjalanan kita. Dalam doaku, harapan tentang
kebersamaan kita menuju abadinya kisah.
Doaku tersesat,
bulir-bulir tanya tentangmu memenuhi otakku. Nganga lubang dalam hatiku
semakin membesar, perhatianmu pergi pada orang lain yang memanggilmu
dengan kata istri, bukan untukku yang setia dengan kenangan tentang
sepotong es krim.
Sepotong es krim dalam genggamanku, dan sepotong es krim lainnya dalam genggaman suamimu untuk janin yang bertapa dalam rahimmu.
Malang, Juli 2011
Perempuan Masa Depan
Nyanyikanlah lagu-lagu hasil karyamu, tiupkan ruhnya pada jiwaku
yang setengah sekarat dipasung rindu cinta pertama, hidupilah dengan
larik-larik puitis penuh bara, agar tubuh ini kembali perkasa mengayunkan
langkah ke pertigaan masa depan.
Nyanyikanlah lagu-lagu pembunuh kenangan, ayunkan belati kenyataan
pada syaraf hatiku, agar jalan demi
jalan menuju masa silam hilang tertelan angin keadaan.
Setelah usai kau usir kenangan demi kenangan, duduklah dalam
pangkuan, berilah harapan pada urat-urat usahaku mencari perempuan masa depan.
Sumenep, 2013
Sepagi Ini
Diposting oleh
Andi Nyalam
di
20.18
Sepagi ini ada saja yang menghentakku, lumatan bibirmu pada bagian
ternyaman tubuhku telah cukup menaikkan darah ini pada singgasana gairah,
letupan-letupan hasrat tinggal menghitung menit untuk melumat bagian ternyaman
dalam tubuhmu.
Sepagi ini ada yang memutus jalanku ke masa lalu, jalan menuju dirinya
benar-benar telah lenyap, tak ada lagi kebiasaan mengunjungi kenangan.
Sumenep, 2013
Luka Senja
Senja
mempertemukan dua makhluk angkuh dalam nuansa perdebatan tak berujung, silang
pendapat menjadi santapan lautan yang membawanya ke pelabuhan, ikan-ikan mulai
merayap, mendengarkan silang pendapat yang semakin hangat, dua puluh ribu
cacian memisahkan dua makhluk penuh ego, untuk sementara saja.
Senja berdarah,
dua makhluk penuh ego memperebutkan keindahannya, hingga tanpa sengaja senjata
dari salah satu makhluk tersebut melukai bagian terindah dari senja.
Sumenep, 2013
Menyongsong Gelap
Diposting oleh
Andi Nyalam
di
03.17
Aku pulang
menuju gelap, melupakan pendar demi pendar cahaya yang kau senterkan di
pertemuan terakhir kita, sedikit kata tentang tunangan menenggelamkan rasa
sadarku pada lembah kematian, bayangan wajah tak bersahabat orang tuamu
menyeret rasaku semakin dalam, ke dasar kegelapan.
Aku pulang,
menyongsong gelap yang tampak memikat.
Sumenep, 2013
Langganan:
Postingan (Atom)
Jam Nyalam
Buku Nyalam
About Me
- Andi Nyalam